ILMU SOSIAL DASAR
TEKNOLOGI INFORMASI DAN PERUBAHAN MASYARAKAT
Untuk
Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata
Kuliah Ilmu Sosial Dasar
Dosen:
Emilianshah Banowo, S.SOS.,MM
Disusun
Oleh:
Feisal
Wirapradja Sanusi (52416769)
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi Informasi
(TI) yang kini berkembang amat pesat, tak bisa dipungkiri memberikan kontribusi
yang signifikan terhadap seluruh proses globalisasi ini. TI telah
mengubah wajah ekonomi konvensional yang lambat dan mengandalkan interaksi
sumber daya fisik secara lokal menjadi ekonomi digital yang serba cepat dan
mengandalkan interaksi sumber daya informasi secara global. Peran Internet
tidak bisa dipungkiri dalam hal penyediaan informasi global ini sehingga dalam
derajat tertentu, TI disamaratakan dengan Internet. Internet sendiri memang
fenomenal kemunculannya sebagai salah satu tiang pancang penanda kemajuan
teknologi informasi dan komunikasi. Internet menghilangkan semua batas-batas
fisik yang memisahkan manusia dan menyatukannya dalam dunia baru, yaitu dunia
“maya”. Setara dengan perkembangan perangkat keras komputer, khususnya
mikro-prosesor, dan infrastruktur komunikasi, TI di internet berkembang dengan
kecepatan yang sukar dibayangkan.
Perubahan bisa terjadi
setiap saat, dan merupakan proses yang dinamik serta tidak dapat dielakkan.
Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak ada
pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun dengan berubah terjadi ketakutan,
kebingungan dan kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang dapat memberikan
perubahan pada orang lain. Merubah orang lain bisa bersifat implicit dan
eksplisit atau bersifat tertutup dan terbuka. Kenyataan ini penting khususnya
dalam kepemimpinan dan manajemen. Pemimpin secara konstan mencoba menggerakkkan
sistem dari satu titik ke titik lainnya untuk memecahkan masalah. Maka secara
konstan pemimpin mengembangkan strategi untuk merubah orang lain dan memecahkan
masalah.
Teknologi diyakini
sebagai alat pengubah. Sejarah membuktikan evolusi teknologi selalu terjadi
sebagai tujuan atas hasil upaya keras para jenius yang pada gilirannya temuan
teknologi tersebut diaplikasikan untuk memperoleh kemudahan dalam aktivitas
kehidupan dan selanjutnya memperoleh manfaat dari padanya. Terdapat urutan yang
sistematis dalam perkembangan teknologi, diawali dengan persoalan yang
diciptakan atau yang dihadapi dalam keseharian. Ilmu pengetahuan dasar seperti
fisika, matematika, kimia, menjadi modal utama dalam memecahkan persoalan dan
menciptakan teknologi. Tahapan berikutnya, temuan teknologi ini diperkenalkan
kepada masyarakat dan jika terbukti dapat membantu memudahkan aktivitas manusia
kemudian memasuki tahap komersial. Mereka yang mampu memiliki teknologi menjadi
penerima manfaat (beneficiaries) teknologi, sedangkan yang tidak mampu berada
pada lingkaran luar penerima manfaat teknologi.
Kondisi mampu dan
tidak mampu dalam memiliki teknologi inilah yang menjadi penyebab awal (primal
causal) dari kesenjangan ekonomi dan sosial. Mereka yang mampu menghasilkan
teknologi dan sekaligus memanfaatkan teknologi memiliki peluang yang lebih
besar untuk mengelola sumber daya ekonomi, sementara yang tidak memiliki
teknologi harus puas sebagai penonton saja. Akibatnya, yang kaya semakin kaya,
yang miskin tetap miskin. Pada sisi gelap, teknologi dapat dituduh sebagai
penyebab kesenjangan ekonomi dan sosial. Keadaan inilah yang kemudian
memunculkan ide perlunya pemerataan pemanfaatan teknologi hingga ke masyarakat
yang bila secara individu tidak mampu memilikinya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penegrtian
Teknologi Informasi
Pengertian Teknologi
Informasi menurut beberapa ahli teknologi informasi :
- Teknologi
Informasiadalah studi atau peralatan
elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisa, dan
mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan
gambar (kamus Oxford, 1995)
- Teknologi Informasiadalah seperangkat alat yang membantu anda bekerja
dengan informasi dan melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan
pemrosesan informasi (Haag & Keen, 1996)
- Teknologi Informasitidak hanya terbatas pada teknologi komputer (software
& hardware) yang digunakan untuk memproses atau menyimpan informasi,
melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan
informasi (Martin, 1999)
- Teknologi Informasiadalah segala bentuk teknologi yang diterapkan untuk
memproses dan mengirimkan informasi dalam bentuk elektronis (Lucas,
2000)
- Teknologi Informasiadalah teknologi yang menggabungkan komputasi
(komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data,
suara, dan video (William & Sawyer, 2003)
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang
digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,
menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi
yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat
waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan
merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
2.2 Pengertian Perubahan Sosial
Perubahan sosial
secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses pergeseran atau berubahnya
struktur atau tatanan didalam masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih
inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang
lebih bermatabat.
Pada dasarnya setiap
manusia yang ada di muka bumi ini dalam hidupnya dapat dipastikan akan
mengalami apa yang dinamakan dengan perubahan-perubahan. Adanya
perubahan-perubahan tersebut akan dapat diketahui bila kita melakukan suatu
perbandingan dengan menelaah suatu masyarakat pada masa tertentu yang kemudian
kita bandingkan dengan keadaan masyarakat pada waktu yang lampau.
Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam masyarakat, pada dasarnya merupakan
suatu proses yang terus menerus, ini berarti bahwa setiap masyarakat pada
kenyataannya akan mengalami perubahan-perubahan. Tetapi perubahan yang terjadi
antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain tidak selalu sama. Hal
ini dikarenakan adanya suatu masyarakat yang mengalami perubahan yang lebih
cepat bila dibandingkan dengan masyarakat lainnya.
Tentang perubahan
sosial ini, beberapa sosiolog memberikan beberapa definisi perubahan sosial,
yaitu :
Pengertian Perubahan
Sosial Menurut Ahli :
- William
F. Ogburn mengemukakan bahwa “ruang lingkup perubahan-perubahan sosial
meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang meterial maupun yang immaterial,
yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material
terhadap unsur-unsur immaterial”
- Kingsley
Davis mengartikan “perubahan-perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan
yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat”
- MacIver
mengatakan “perubahan-perubahan sosial merupakan sebagai
perubahan-perubahan dalam hubungan sosial (social relationship) atau
sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial”.
- JL.
Gillin dan JP. Gillin mengatakan “perubahan-perubahan sosial sebagai suatu
variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena
perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi
penduduk, ideologi, maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan
baru dalam masyarakat”.
- Samuel
Koenig mengatakan bahwa “perubahan sosial menunjukkan pada
modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia”.
Definisi lain adalah dari Selo Soemardjan. Rumusannya adalah “segala
perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam suatu
masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk didalamnya
nila-nilai, sikapdan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam
masyarakat”.
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pengertian perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang
terjadi pada masyarakat yang mencangkup perubahan dalam aspek-aspek struktur
dari suatu masyarakat, ataupun karena terjadinya perubahan dari faktor
lingkungan, karena perubahannya komposisi penduduk, keadaan geografis, serta
berubahnya sistem hubungan sosial, maupun perubahan pada lembaga
kemasyarakatnnya.
2.3 Pengertian
Perubahan
Atkinson, (1987 dan
Brooten,1978 dalam Nurhidiyah, 2003 : 1), menyatakan defenisi perubahan yaitu:
merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda
dengan keadaan sebelumnya dan merupakan proses yang menyebabkan perubahan pola
perilaku individu atau institusi. Ada empat tingkat perubahan yang perlu
diketahui yaitu pengetahuan, sikap, perilaku, individual, dan perilaku
kelompok. Setelah suatu masalah dianalisa, tentang kekuatannya, maka pemahaman
tentang tingkat-tingkat perubahan dan siklus perubahan akan dapat berguna.
Hersey dan Blanchard
(1977 dalam Nurhidiyah, 2003 : 4), menyebutkan empat tingkatan perubahan.
Perubahan pertama dalam pengetahuan cenderung merupakan perubahan yang paling
mudah dibuat karena bisa merupakan akibat dari membaca buku, atau mendengarkan
dosen. Sedangkan perubahan sikap biasanya digerakkan oleh emosi dengan cara
yang positif dan atau negatif. Karenanya perubahan sikap akan lebih sulit
dibandingkan dengan perubahan pengetahuan. Bila kita tinjau dari sikap yang
mungkin muncul maka perubahan bisa kita tinjau dari dua sudut pandang yaitu
perubahan partisipatif dan perubahan yang diarahkan.
Perubahan partisipatif
akan terjadi bila perubahan berlanjut dari masalah pengetahuan ke perilaku
kelompok. Pertama-tama anak buah diberikan pengetahuan, dengan maksud mereka
akan mengembangkan sikap positif pada subjek. Karena penelitian menduga bahwa
orang berperilaku berdasarkan sikap-sikap mereka maka seorang pemimpin akan
menginginkan bahwa hal ini memang benar. Sesudah berperilaku dalam cara
tertentu maka orang-orang ini menjadi guru dan karenanya mempengaruhi orang
lain untuk berperilaku sesuai dengan yang diharapkan. Siklus perubahan
partisipatif dapat digunakan oleh pemimpin dengan kekuasaan pribadi dan
kebiasaan positif. Perubahan ini bersifat lambat atau secara evolusi, tetapi
cenderung tahan lama karena anak buah umumnya menyakini apa yang merekan
lakukan. Perubahan yang terjadi tertanam secara instrinsik dan bukan merupakan
tuntutan eksterinsik.
Perubahan yang
diarahkan bertolak belakang dengan perubahan partisifatif, perubahan ini
dilakukan dengan menggunakan kekuasaan, posisi dan manajemen yang lebih tinggi
memberikan tentang arah dan perilaku untuk sistem dari masalah aktualnya
seluruh organisasi dapat menjadi fokus. Perintah disusun berdasarkan rencana
dan anak buah diharapkan untuk memenuhi dan mematuhinya. Harapan mengembangkan
sikap positif tentang hal tersebut dan kemudian mendapatkan pengetahuan lebih
lanjut. Jenis perubahan ini bersifat berubah-ubah, cenderung menghilang bila
manajer tidak konsisten untuk menerapkannya.
2.4 Teknologi
Informasi Komunikasi dan Perubahan Sosial Masyarakat
Menurut Toffler dalam
buku karangan Wahyudi Kumoroto dan Subandono Agus Margono (1998 dalam Burachman
Hakim, 2006), menyebutkan bahwa peradaban yang pernah dan sedang dijalani oleh
umat manusia terbagi tiga gelombang. Gelombang pertama adalah gelombang dimana
tahapan manusia ditandai dengan peradaban agraris dan pemanfaatan energi
terbarukan (8000 sebelum masehi – 1700). Gelombang kedua ditandainya dengan
munculnya revolusi industri (1700 – 1970-an). Dan gelombang terakhir adalah
peradaban yang didukung dengan kemajuan teknologi informasi, pengolahan data,
penerbangan, aplikasi luar angkasa, bioteknologi dan computer. Saat ini,
berdasarkan realitas yang ada, sudah jelas bahwa kita berada pada gelombang
ketiga, dimana kita hidup di zaman yang ditopang oleh kemajuan teknologi
informasi yang memicu terjadinya ledakan informasi. Ledakan informasi yang
terjadi membawa perubahan besar dalam kehidupan umat manusia. Kita telah
mengalami masa peralih dari masyarakat industri menjadi masyarakat informasi.
Burachman Hakim (2006)
menyatakan bahwa, ledakan informasi dan perkembangan Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) yang terjadi membawa perubahan dalam masyarakat saat ini. Perubahan
itu meliputi perubahan sikap masyarakat dalam interaksi sosial sehari-hari atau
perubahan yang terjadi pada pranata sosial yang ada dimasyarakat saat ini.
Perubahan sosial yang terjadi dalam konteks sikap masyarakat dapat dilihat dari
pola interaksi masyarakat dan bagaimana masyarakat bersikap dengan informasi
yang ada. Saat ini masyarakat semakin kritis, cerdas dan berani. Kritis yang
dimaksudkan disini adalah sikap kritis untuk mengkritisi berbagai persoalan
yang ada disekitarnya mulai itu dalam bidang pendidikan bahkan sampai politik.
Perubahan yang terjadi
dalam konteks pranata sosial dapat dilihat dengan berubahnya format pranata
sosial serta munculnya lembaga-lembaga baru dibidang pengelolaan informasi.
Sekarang lembaga-lembaga pelayanan public atau banyak lembaga sosial lainnya
mulai berubah dengan menerapkan teknologi e-government dalam rangka mewujudkan
pemerintahan yang informatif dan akuntable. Lembaga-lembaga tersebut mulai
menerapakan automasi dalam layanannya. Hal ini dilakukan sejalan dengan
tuntutan masyarakat akan pemerintahan yang cepat, informatif dan transparan.
Informasi memang membawa perubahan dalam masyarakat mulai dari gaya hidup
sampai pola berpikir. Perubahan ini akan terus terjadi sejalan dengan dinamika
informasi dan teknologi yang terjadi.
Roes Setiyadi (2005),
Perubahan sosial masyarakat selalu terjadi setiap saat secara terus menerus.
Perubahan sosial tersebut terjadi karena diinginkan atau sebagai dampak dari
perubahan pada sektor lain yang terkait dengan masalah sosial. Perubahan itu
sendiri dapat menjadi tujuan dan sekaligus sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terbukti berperan sebagai salah satu
faktor pengubah tatanan sosial. Perubahan sosial yang diakibatkan oleh
pemanfaatan TIK terjadi di lingkungan ekonomi, bisnis, politik, pemerintahan,
dan terutama dalam pergaulan antar anggota masyarakat. Dampak dari perubahan
yang bersifat positif menjadikan faktor pengubah beralih peran dari yang semula
sebagai alat menjadi tujuan agar dapat dimiliki untuk mengubah kondisi
pemiliknya. Implikasi dari interaksi semacam ini menuntut dukungan semua pihak
terutama pemerintah agar mereka yang tidak memiliki kemampuan untuk memiliki
TIK menjadi berkesempatan memanfaatkannya, perubahan sosial yang terjadi dari
pemanfaatan TIK dapat terkendali sehingga dampak negatifnya minimal, serta
adanya perlindungan bagi pengguna TIK dari tindak kejahatan yang dilakukan
sesama pengguna TIK. Netralitas dan fleksibilitas TIK menjadikan peran sosial
TIK sangat tergantung pada pengendalinya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Uraian di atas
mengindikasikan dua hal, di satu sisi teknologi dianggap sebagai alat means
yang menawarkan kemudahan dan pada gilirannya memberikan kemakmuran, di sisi
lain karena kemampuannya memberikan kemakmuran teknologi menjadi tujuan ends
masyarakat agar dapat memilikinya. Hubungan antara means dan ends ini menjadi
pangkal dari fenomena sosial yang muncul dalam perkembangan teknologi. Sebagai
means, teknologi hanyalah barang mati yang peran nyatanya sangat ditentukan
oleh manusia yang mengendalikannya. Dalam hubungannya sebagai ends, tak dapat
dihindarkan bahwa teknologi tertentu menjadi dambaan individu, masyarakat atau
bahkan negara untuk memilikinya dan atau berhasil menguasainya.
Perubahan sosial
selalu terjadi setiap saat secara terus menerus. Perubahan sosial tersebut
terjadi karena diinginkan atau sebagai dampak dari perubahan pada sektor lain
yang terkait dengan masalah sosial. Perubahan itu sendiri dapat menjadi tujuan
dan sekaligus sebagai alat untuk mencapai tujuan. Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) terbukti berperan sebagai salah satu faktor pengubah tatanan
sosial. Perubahan sosial yang diakibatkan oleh pemanfaatan TIK terjadi di
lingkungan ekonomi, bisnis, politik, pemerintahan, dan terutama dalam pergaulan
antar anggota masyarakat. Dampak dari perubahan yang bersifat positif
menjadikan faktor pengubah beralih peran dari yang semula sebagai alat menjadi
tujuan agar dapat dimiliki untuk mengubah kondisi pemiliknya. Implikasi dari
interaksi semacam ini menuntut dukungan semua pihak terutama pemerintah agar
mereka yang tidak memiliki kemampuan untuk memiliki TIK menjadi berkesempatan
memanfaatkannya, perubahan sosial yang terjadi dari pemanfaatan TIK dapat
terkendali, sehingga dampak negatifnya minimal, serta adanya perlindungan bagi
pengguna TIK dari tindak kejahatan yang dilakukan sesama pengguna TIK.
Netralitas dan fleksibilitas TIK menjadikan peran sosial TIK sangat tergantung
pada pengendalinya.
3.2 Saran
Setelah memahami penjabaran
diatas, alngkah baiknya jika kita memaksimalkan teknologi yang ada untuk menuju
perubhan ke arah psitif dalam kehidupan sosial sebagai manusia
seharusnya kita dapat menyetir teknologi bukan malah kita yang di setir oleh
teknologi sebab pada saat ini kebutuhan manusia akan teknologi
semakin besar sehingga jika tidak bisa memnfaakan teknologi dengan baik
otomatis akan terarah pada hal-hal Yang negatif.
Daftar Pustaka
http://isbd-alv.blogspot.co.id/2014/03/perubahan-sosial-akibat-kemajuan.html Diakses pada 1 November, pukul 10.15 WIB
http://eeqbal.blogspot.co.id/2008/01/teknologi-informasi-dan-perubahan.html Diakses pada 1 November, pukul 10.20 WIB
http://nikris-riviansya.blogspot.co.id/2013/01/perkembangan-teknologi-dan-perubahan.html Diakses pada 1 November, pukul 11.40 WIB
http://wisnuanggara1.blogspot.co.id/ Diakses pada 1 November, pukul 11.40 WIB
http://sartickha-blogger.blogspot.co.id/p/pengaruh-manfaat-dampak-negatif-dan.html Diakses pada 2 November, pukul 11.20 WIB
http://www.artikelsiana.com/2015/09/teknologi-informasi-pengertian-tujuan-fungsi.html Diakses pada 2 November, pukul 11.30 WIB